Meja Fakta – Kasus memilukan yang terjadi di Perumahan Bona Indah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, memasuki babak baru. Remaja berinisial MAS (14) yang menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan ayahnya, APW (40), dan neneknya, RM (69), serta percobaan pembunuhan terhadap ibunya, AP (40), kini resmi menjalani proses hukum lebih lanjut. Pada Senin, 16 Desember 2024, pihak Polres Metro Jakarta Selatan telah menyerahkan berkas perkara, tersangka, serta barang bukti ke Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan.
Penyerahan ini merupakan bagian dari pelimpahan tahap kedua, menandakan bahwa penyelidikan polisi terhadap kasus ini telah selesai. Amriadi Pasaribu, anggota tim kuasa hukum MAS, membenarkan penyerahan tersebut kepada awak media. Ia menyatakan bahwa proses ini dilakukan pada siang hari dan berlangsung sesuai jadwal. “Berkas dan tersangka sudah diserahkan. Ini adalah bagian dari tahapan terakhir sebelum proses hukum dilanjutkan oleh kejaksaan,” ungkapnya. Untuk melindungi identitas MAS yang masih di bawah umur, ia dipastikan akan mengenakan masker dan topi selama proses berlangsung.
Pelimpahan ini dijadwalkan sekitar pukul 14.00 WIB. Dengan berkas yang telah diserahkan, Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan kini memiliki tanggung jawab penuh untuk menangani kasus ini hingga proses persidangan.
Di tengah situasi yang penuh duka, ibu MAS, yang menjadi salah satu korban dalam insiden ini, mengambil langkah yang mengejutkan banyak pihak. AP, meski mengalami luka akibat serangan anaknya, telah menyatakan bahwa ia sepenuhnya memaafkan tindakan MAS. Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi, mengungkapkan bahwa pernyataan maaf ini diberikan AP saat menjalani pemeriksaan tambahan pada Rabu, 11 Desember 2024.
“Ibu korban menyampaikan bahwa ia tetap menganggap MAS sebagai anaknya meskipun apa yang terjadi sangat menyakitkan,” ujar Nurma. Ia menambahkan bahwa AP menekankan pentingnya kasih sayang seorang ibu yang tak tergantikan meskipun dilanda tragedi besar. “Bagaimanapun juga, dia tetap anak saya, dan saya memaafkan apa yang dia lakukan,” kata AP dalam pemeriksaannya.
Tragedi ini sendiri terjadi pada Sabtu dini hari, 30 November 2024, sekitar pukul 01.00 WIB. Berdasarkan keterangan saksi yang merupakan petugas keamanan perumahan, MAS terlihat meninggalkan rumah keluarganya dengan langkah tergesa-gesa. Tidak lama kemudian, saksi menerima laporan adanya pembunuhan di rumah korban, sehingga ia segera memanggil MAS.
Pemeriksaan awal oleh pihak kepolisian mengungkapkan bahwa MAS diduga menyerang ayah dan neneknya hingga meninggal dunia, serta melukai ibunya yang berhasil selamat. Dalam pengakuannya kepada polisi, MAS menyebut sering mendengar bisikan-bisikan aneh yang mengganggu pikirannya sebelum tragedi itu terjadi. Namun, penyelidikan lebih lanjut mengenai kondisi kejiwaan MAS dan motif sebenarnya di balik tindakannya masih terus dilakukan.
Kasus ini menuai perhatian publik karena melibatkan pelaku yang masih berusia sangat muda. Meski demikian, tindakan yang dilakukan MAS telah menimbulkan luka mendalam, baik bagi keluarganya maupun masyarakat sekitar. Proses hukum terhadap MAS dipastikan akan mempertimbangkan statusnya sebagai anak di bawah umur, namun tetap harus memberikan keadilan bagi para korban.
Di sisi lain, kasus ini menjadi pengingat bagi masyarakat tentang pentingnya memperhatikan kondisi psikologis, terutama pada anak-anak dan remaja. Tekanan emosional yang tidak terdeteksi atau tertangani dengan baik dapat berujung pada tindakan yang fatal. Dukungan keluarga, lingkungan yang sehat, serta akses terhadap layanan kesehatan mental menjadi hal yang sangat penting untuk mencegah tragedi seperti ini terulang.
Kepolisian mengimbau masyarakat untuk tidak berspekulasi dan menghormati proses hukum yang sedang berjalan. Mereka juga meminta agar publik menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus ini kepada pihak yang berwenang.
Meski begitu, tindakan ibu MAS yang tetap memaafkan anaknya menunjukkan kekuatan cinta seorang ibu yang luar biasa. Kasus ini bukan hanya tentang mencari keadilan, tetapi juga tentang bagaimana keluarga menghadapi luka mendalam yang ditinggalkan tragedi ini. Kita semua berharap agar proses hukum dapat berjalan lancar, memberikan keadilan bagi para korban, dan menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan mental dan keharmonisan keluarga.