Meja Fakta – Menteri Tenaga Kerja Lebanon, Moustafa Bayram, mengungkapkan keprihatinannya tentang dampak krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat meningkatnya serangan Israel terhadap Lebanon. Dalam wawancara dengan Anadolu yang diterbitkan pada Selasa, Bayram meminta dukungan dunia internasional untuk membantu mengatasi kerusakan ekonomi dan sosial yang disebabkan oleh serangan Israel, yang telah menghancurkan infrastruktur vital Lebanon dan merugikan ekonomi negara tersebut. Serangan tersebut juga berdampak langsung pada tenaga kerja Lebanon, menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan dan pendapatan mereka.
Bayram mengungkapkan bahwa lebih dari 15.000 usaha kecil dan menengah di Lebanon hancur, sementara lebih dari seperempat juta penduduk kehilangan pekerjaan mereka. “Dalam situasi ini, kami membutuhkan bantuan yang mendesak dan dukungan yang mendesak dari negara-negara sahabat dan negara-negara yang bersaudara,” tegasnya. Menurut Bayram, serangan Israel tidak hanya menargetkan warga sipil, tetapi juga menghancurkan infrastruktur ekonomi dan vital yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Lebanon untuk kelangsungan hidup mereka.
Meskipun Bayram memuji sejumlah negara yang telah mulai menawarkan bantuan, seperti Turki, ia juga menyoroti bahwa konferensi internasional seperti konferensi di Paris telah menunjukkan adanya komitmen untuk membantu Lebanon. Namun, Bayram menyatakan keprihatinannya mengenai kecepatan dan volume pengiriman bantuan yang sejauh ini belum memenuhi harapan. “Hingga saat ini, bantuan ini … belum disalurkan dalam jumlah yang sangat besar atau dengan cara yang praktis,” katanya. Ia berharap agar bantuan yang dijanjikan dapat segera terealisasi di lapangan dan memberikan dampak yang nyata bagi masyarakat Lebanon yang sangat membutuhkan.
Bayram mengingatkan pentingnya untuk memperkuat dan melanjutkan upaya bantuan internasional. “Kami berharap bahwa bantuan semacam ini dan niat membawa bantuan ke Lebanon benar-benar diperkuat dan terus berlanjut… Seluruh komunitas internasional dapat meningkatkan bantuan dan bantuan kemanusiaan untuk Lebanon,” ujarnya. Ia mengingatkan bahwa Lebanon, selain menghadapi dampak langsung dari serangan Israel, juga harus menampung sejumlah besar pengungsi yang memperburuk kondisi krisis di negara tersebut.
Lebanon sudah menampung lebih dari 1,2 juta orang yang terpaksa mengungsi akibat perang, serta lebih dari satu juta pengungsi Suriah dan Palestina. Bayram menegaskan, “Lebanon tidak hanya memiliki 1,2 juta orang yang terpaksa mengungsi (karena perang). Kami juga memiliki pengungsi Suriah dan pengungsi Palestina… Pengungsi Suriah sekitar sepertiga dari populasi Lebanon.” Keberadaan pengungsi yang sangat besar ini semakin memperburuk tekanan pada ekonomi Lebanon yang sudah sangat tertekan akibat konflik dan serangan Israel.
Serangan Israel yang terus berlanjut di seluruh Lebanon telah mengakibatkan hampir 3.200 orang tewas dan lebih dari 13.800 orang terluka sejak tahun lalu, menurut data resmi Lebanon. Dengan tidak ada tanda-tanda bahwa serangan ini akan berhenti, meskipun ada peringatan internasional mengenai potensi perang regional yang lebih luas, situasi ini semakin memperburuk krisis kemanusiaan yang sedang terjadi di Lebanon. Bayram menekankan bahwa bantuan internasional harus segera diperkuat dan disalurkan dengan lebih efektif untuk membantu Lebanon keluar dari krisis yang semakin memburuk ini.
Krisis di Lebanon tidak hanya menciptakan dampak yang besar terhadap ekonomi negara tersebut, tetapi juga memengaruhi kehidupan sehari-hari warga dan pekerja Lebanon. Oleh karena itu, Bayram menegaskan bahwa dukungan internasional yang cepat dan terkoordinasi sangat diperlukan untuk mencegah krisis kemanusiaan yang lebih dalam dan untuk membantu Lebanon mengatasi tantangan besar yang sedang dihadapinya.