Meja Fakta – Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO), Hasan Nasbi, memberikan arahan tegas kepada seluruh juru bicara (jubir) dan staf khusus (stafsus) PCO agar tidak mudah terprovokasi dan tetap tenang dalam bertindak. Ia menekankan pentingnya berhati-hati dalam berbicara di ruang publik, karena apa yang disampaikan dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap pemerintah.
Hasan menggambarkan Kantor Komunikasi Presiden sebagai saluran utama penyampaian pesan pemerintah kepada masyarakat. Menurutnya, jika pesan yang disampaikan tidak jelas, maka hal itu dapat menyebabkan masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah. “Hari ini kita berhadapan dengan suatu situasi yang jauh lebih kompleks. Kalau air yang keluar dari kantor komunikasi tidak jernih, maka masyarakat bisa salah paham dan kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah,” ujar Hasan saat melantik para juru bicara dan tenaga profesional PCO di Gedung Krida Bakti, Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Senin (18/11).
Hasan menambahkan bahwa untuk memastikan pesan yang disampaikan tetap jelas dan tepat, semua pihak yang terlibat di Kantor Komunikasi Presiden harus menjaga integritas dan ketenangan dalam bekerja. “Oleh sebab itu, saya yakinkan sekali lagi bahwa kalau mau airnya keluar jernih, maka kitanya juga harus jernih. Tidak boleh emosi, tidak boleh impulsif, tidak boleh pemarah,” ujarnya.
Lebih lanjut, Hasan menekankan kepada juru bicara, staf khusus, dan tenaga profesional PCO untuk tidak hanya cepat dalam menyampaikan informasi, tetapi juga memastikan keakuratan informasi tersebut. “Jangan sampai kecepatan mengorbankan akurasi, jangan sampai ketergesa-gesaan kemudian mengorbankan kepentingan bangsa dan negara,” jelasnya. Dengan begitu, informasi yang disampaikan bisa dipercaya dan tepat sasaran tanpa mengorbankan kualitasnya.
Hasan juga menyoroti peran penting juru bicara dalam menjembatani komunikasi antara pemerintah dan masyarakat. Selama ini, Hasan mengaku dirinya merupakan satu-satunya juru bicara yang mewakili pemerintah. Namun, dengan dilantiknya enam juru bicara baru, diharapkan Kantor Komunikasi Kepresidenan dapat lebih efisien dalam menghadapi permintaan wawancara dari media maupun undangan diskusi. “Jadi pesan dari pemerintah tetap mengalir kepada masyarakat,” kata Hasan.
Pada kesempatan yang sama, Hasan Nasbi melantik enam juru bicara baru Kantor Komunikasi Kepresidenan, yang termasuk di antaranya pengamat politik Ujang Komarudin dan Philips Vermonte. Philips Vermonte, yang juga merupakan Senior Fellow di Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia sejak 2016, diharapkan bisa memberikan perspektif strategis dalam komunikasi pemerintah. Selain itu, Philips juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial di Universitas Islam Internasional Indonesia dan Ketua Perhimpunan Lembaga Survei Indonesia (Persepi).
Selain melantik juru bicara, Hasan Nasbi juga melantik beberapa staf khusus, tenaga ahli utama, dan tenaga ahli madya di Kantor Komunikasi Kepresidenan. Berikut adalah struktur baru kantor komunikasi kepresidenan:
Staf Khusus:
- Tjut Andjani
- Hafizhul Mizan
- Syahril Ilham
Juru Bicara:
- Philips Vermonte
- Adita Irawati
- Ujang Komaruddin
- Prita Laura
- Dedek Prayudi
- Hariqo Wibawa Satria
Tenaga Ahli Utama:
- Tubagus Arie
- Hamdan Hamedan
- Wahyu Andrianto
- Albert Tarigan
- Pandji Setiadi Nugraha
- Ricky Tamba
Tenaga Ahli Madya:
- Cici Jeny Pramita
- Purnomo Satrio Pringgodigdo
Tenaga Ahli Muda:
- Bilqis Afra
- Cep Deni Muchlis
Tenaga Ahli Terampil:
- Dhiass Dipa Dipangga
- Nahla Karima
Pelantikan ini merupakan langkah penting dalam memperkuat tim komunikasi Presiden, di mana setiap anggota baru diharapkan dapat berkontribusi secara maksimal dalam memperlancar komunikasi antara pemerintah dan masyarakat. Dengan tim yang lebih besar dan terkoordinasi, diharapkan pesan-pesan penting dari pemerintah dapat sampai dengan lebih cepat, akurat, dan efektif.